CERITA CINTA MOPD
Tulisan ini aku persembahin buat temen-temen aku. Terimakasih banget curhatan kalian itu adalah inspirasi aku untuk membuat cerita ini. Khususnya untuk shabat-sahabat aku. =DIni adalah cerita cinta seorang remaja. Cerita cinta MOPD yang terjadi di kalangan remaja yang melaksanakan MOPD.
Dinda, seorang gadis SMA yang mengagumi seorang pria bernama Reza, seorang senior yang tanpa disadari Dinda, Reza pun diam-diam mengagumi Dinda.
Ini berawal dari saat Dinda baru masuk SMA.
Namaku Dinda. Aku baru saja masuk SMA. Acara MOPD sudah dua hari berlalu dan sekarang adalah hari terakhir. Selama masa MOPD berlangsung seperti biasa anak-anak junior cewek selalu mengagumi salah satu seniornya. Seperti hal nya aku mengagumi seorang senior namanya Reza. Sebenarnya tidak banyak junior yang mengenal Reza karena memang dia tidak terlalu banyak ngomong. Tapi, itulah yang membuat aku mengaguminya. Disaat kakak senior lain marah-marahin juniornya dia hanya melihat dengan senyuman yang maniiiiiis banget.
Hari terakhir MOPD biasanya selalu diadakan Pentas Seni dan Katakan cinta dari junior kepada senior ataupun sebaliknya. Dinda sudah menyiapkan semuanya dari rumah seperti memakai kaos kaki belang 7 warna, rambut di ikat sebanyak 7 ikatan, dan dengan pita 7 warna pula serta sepucuk surat dan bunga untuk kak Reza karena dialah senior yang Dinda kagumi. Semuanya memang serba 7 karena para peserta MOPD harus sudah sampai di Sekolah tepat pukul 07.00 WIB.
Pagi ini Dinda kesiangan. Dinda buru-buru sekali. Sampai-sampai mamakai sepatu saja salah. Kaki kanan menggunakan sepatu dan kaki kiri menggunakan sendal.
Di ruang makan.
Mamah : “Din, ayo cepat sarapan dulu! Ini sudah pukul 06.45 lho”.
Dinda lalu bergegas keluar kamar sambil menjawab “Iya mah, Dinda turun sekarang”. Tapi entah mengapa Dinda merasa aneh dengan tampilannya dan entah kenapa Dony, kakak nya Dinda menertawakannya. “kenapa sich bang? Ada yang aneh yach dari penampilan aku?”(tanya Dinda dengan raut muka heran) “Ya ampuuun, kalau MOPD emang sudah tradisinya kayak gini kan?”tambahnya. “wkwkwkwkwkwkwk, dasar ade gue emang lucu yach, emang saking keburu-burunya, lho lupa bedain mana sendal mana sepatu hah? (jawab Dony sambil duduk sarapan). Dinda pun merasa heran dengan jawaban Doni dan akhirnya melihat keadaan tampilan kakinya “akhhhhhhhh, ya ampun” (Dinda pun tersadar dan langsung berlari ke kamarnya untuk mengambil sepatunya). Setelah merapikan penampilannya Dinda pun berpamitan untuk berangkat sekolah.
Di Sekolah, semuanya udah pada kumpul. Acara MOPD pun berlagsung dengan lancar mulai dari upacara pagi sampai saatnya tiba yaitu acara pentas seni dan di situlah juga berlangsung acara dimana surat dan bunga diberikan dari junior pada senior ataupun sebaliknya. Jenis pentas seni yang ditampilkan setiap kelas bermacam-macam yaitu drama, puisi, nyanyi serta ada pula melawak. Kelas Dinda yaitu X-1 menampilkan sebuah pentas seni drama musical. Dinda, Dewi, Dhini, dan Ardhy berperan sebagai penyanyi sedangkan teman-teman lainnya berperan sebagai tokoh dalam drama. Ketika giliran Dinda menyanyikan sebuah lagu cinta tiba-tiba dihadapan Dinda terlihat sekuntum bunga yang cantik. Dinda merasa heran serta kaget dan dengan spontan dia menengok ke belakang ternyata orang dibelakang Dinda dan memberinya bunga adalah Reza.
Dinda : “hah? Kak Reza? Kak Reza ngasih bunga ke aku? Ya ampuuun, ini bukan mimpi kan?” (kata Dinda dalam hati sambil tersenyum tersipu malu).
Dinda pun meraih bunga dari Reza dan berbalik memberi bunga pula serta surat kagum untuk Reza.
Reza : “Dinda, You are special for me” (berbisik pada dinda).
Dinda hanya terpaku mendengar perkataan Reza.
Acara MOPD pun telah selesai. Kini para peserta MOPD sudah terbebas dari tugas-tugas yang di berikan oleh para senior. Ketika dalam perjalanan pulang Dinda hanya tersenyum terus sebab mengingat kejadian tadi.
Dewi : “kenapa sich kamu? Hmmmmm, cieeeeee..... yang dapat bunga dari senior, beruntung banget. Coba itu kejadian sama aku, hehehehehe. Hmmmmm, pengeeeennn”.
Dinda : “ikhhhhhhh apaan sich, hahhahahahaha”.
Dewi : “udah dech, jangan senyam-senyum mulu ahh. Bisa-bisa aku disangka jalan sama orang gila lagi, hahahahahahaha”.
Dinda : “Yeeeeeee”. (dengan raut muka yang bt). Oyah, mungkin nggak sih kalau kak Reza itu....... (Dinda menghentikan pembicaraannya)
Dewi : “hmmmmm.... Kak Reza apa? Suka sama kamu ikkkhhh... ngareeeeppp”. (sambil menyiku Dinda).
Dinda : “yeeeee..... siapa tau aja kali. Hati orang sipa yang tau. Iya kan?” (bergegas pergi meninggalkan Dewi).
Tiba-tiba terdengar suara di belakang Dinda yang memanggil nama Dinda dan suara itu semakin lama semakin kencang dan terasa semakin dekat.
Dinda : “kayaknya ada yang manggil nama aku. Siapa ya?” (sambil menengok kebelakang).
Arga : “Dinda...... tunggu!” (berlari menghampiri Dinda).
Dinda : “itu kan...mmmmm.. kak Arga, bukannya dia itu temennya kak Reza. Dengan suara tersendat-sendat Arga berkata “ini...ini...ini formulir kamu, i... isi dulu sekarang”
Dinda : “maaf, tapi ini formulir apa yach kak?” Tanya dinda. Dengan perasaan sedikit bingung arga menjawab “ini...ini Cuma buat data siswa aja kok”.
Dinda : “oh.....”(merasa sedikit heran). “tapi kok Cuma aku aja yang di kasih? Buat Dewi mana?” tambahnya.
Arga : “oh...iya...maaf, tapi formulirnya cuma ada satu jadi, Dewi bisa menyusul besok”.
Dinda : “ya udah aku juga nanti besok aja sekalian ya kak”
Arga : “hah? Nggak bisa, kamu harus mengisi formulirnya sekarang!”
Dinda : “Sekarang dan besok kan sama aja”
Arga bingung menjawab dan berkata dalam hati “waduuhhh..... gue harus ngasih alasan apa lagi yah”.Arga pun menjawab “oh iya, hari ini tuch giliran kelas X-1. Nach, kan kamu kelas X-1 makanya itu kamu harus mengisi formulirnya sekarang!”. Dinda hanya berkomentar “oh... ya udah dech” (sedikit merasa heran).
Dinda udah nyampe rumah, dinda langsung siap-siap untuk kegiatan berikutnya. Sekarang waktunya makan malam. Waktu makan malam pun berjalan lancar.
Ketika Dinda telah menyelesaikan makan malamnya dan beranjak untuk ke kamarnya tiba-tiba “Ring-Ring” terdengarlah nada dering dari handphone Dinda. Dinda pun mengangkat telpon dari nomor yang tidak dikenalnya “hallo, selamat malam dengan dinda disini, disana dengan siapa yach?. “hallo Dinda, ini aku. Bisa tebak nggak?” kata si penelphone. Dinda pun berkomentar “mmmmmm..... sepertinya aku kenal suara ini, tapi... siapa yach?”. “Ini aku Reza” jawab Reza.
Dinda : Hah? Kak Reza? Kak Reza nelphone aku? Yessss. (kata Dinda dalam hati). “oh, kakak. mmmm... ada apa yach kak? Ngomomg-mgomomg kakak tau darimana nomor handphone aku?” tanya Dinda.
Reza : “Aku pengen ngomomg sesuatu sama kamu dan soal aku tau nomor kamu darimana. Kamu masih inget nggak tentang formulir? Sebenarnya itu Cuma akal-akalan Arga aja buat bantu aku dapetin nomor handphone kamu” jelasnya. Oyach, nanti hari minggu kamu ada acara nggak?”tanya Reza.
Dinda : oh, pantesan aja aku sempet ngerasa heran sama sikapnya kak Arga”. (kata Dinda dalam hati). “mmmm....Nggak, kenapa gitu Kak?”
Reza : “Nanti kita jalan yach! Gimna?” tanya Reza. “Dan sebenarnya aku kagum sama kamu dan aku suka sama kamu. Gimana dengan kamu sendiri?” Tambah Reza.
Dinda : “Hah? Kak Reza nembak aku? Gilaaa... waduwhhh langsung nyamber aja nich cowok.. mmm.. aku harus jawab apa yach... ???( tanya Dinda pada dirinya sendiri dalam hati). Ya udah kak, nanti hari minggu kita jalan. Iya sebenarnya aku juga suka sama kakak. Tapi aku hanya ingin deket hanya di luar saja sedangkan di Sekolah aku ingin memfokuskan diri untuk belajar gimana? Jelas Dinda.
Reza : “Jadi kamu nerima aku nich” ya udah nanti hari Minggu aku jemput kamu pukul 09.00 pagi oke!”.
Dari situlah Reza dan Dinda mulai deket. Tapi tak ada seorang pun yang tau bahwa mereka pacaran termasuk sahabat-sahabat mereka. Setiap Dinda jalan sama Reza, Dinda selalu salah tingkah saking nggak nyangka angan-angan yang dipikirinnya menjadi nyata.
- - - - - - - - - - -
(tunggu lanjutan ceritanya yach!!!!!!!....hehehehhehe... =D )
0 comments:
Post a Comment